Slider

Monday, December 10, 2012

fasade

MEMIKAT FASAD LEWAT BATU ALAM




Pesona batu alam tak ada habisnya, ia mampu memberi kesan alami sekaligus mempercantik tampilan rumah. Tak heran, jika banyak orang mengaplikasi material ini. Salah satunya di fasad rumah.
Salah satu cara untuk mendapatkan fasad yang cantik dan menarik, yaitu dengan memainkan finishing-nya. Dari sekian banyak finishing yang ada, batu alam adalah material yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan fasad rumah menjadi lebih alami. Kehadirannya juga dianggap dapat menetralisir kesan kaku bangunan. Beragam orang memiliki pendapat berbeda mengapa menggunakan finishing batu alam. Ada yang suka karena warna, motif, atau teksturnya. Tetapi, bagaimana caranya biar tampilan batu alam dapat memikat fasad rumah Anda?
Pilihannya Apa Saja?
Hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah jangan sembarangan pilih batu alam. Anda harus mengenal karakteristiknya agar sesuai dengan konsepnya. Setidaknya ada 5 jenis material batu alam yang sering dipergunakan untuk dijadikan fasad, yaitu batu candi, paras, lempeng kali, andesit, dan marmer. Ini dia karakteristiknya.
Batu candi mudah menyerap air karena berpori besar, berwarna gelap, dan memiliki tekstur kasar. Batu paras mudah menyerap air karena berpori besar, berwarna terang (kuning, hijau, cokelat, dan putih), dan bertekstur halus. Batu lempeng kali memiliki pori kecil, berwarna gelap, dan keras. Batu Andesit memiliki pori kecil, berwarna gelap, dan keras. Batu marmer memiliki pori kecil, warna terang (abu-abu, krem, broken white), keras, dan paling mahal.
Catatannya, semakin besar pori semakin rentan batu berlumut. Anda wajib meng-coating batu untuk meminimalisir masalah yang timbul. Selain itu, semakin muda warnanya akan semakin mudah terlihat jika kotor.
Dimana Meletakkannya?
Sah-sah saja Anda meletakkan batu alam di manapun. Tetapi perlu diingat, jangan sampai kahadiran batu alam merusak tampilan wajah rumah. “Kalo saya, sih, menyarankan batu alam jadi aksen atau point of interest. Bukan jadi elemen utama yang mendominasi semua fasad,” terang Bambang Soesatyo, ST, Arsitek. “Perbandingan antara dinding batu alam dengan dengan dinding bidang fasad lainnya tidak melebihi 40%,” tambahnya.
Sedangkan untuk perletakannya, Bambang lebih menekankan sifatnya mengelompok dalam satu bidang dan tidak menyebar. “Kalo sudah di area tengah, ya area tengah saja. Misal, di sepanjang dinding dari mulai teras, balkon, hingga plafon atap di atas balkon, menggunakan batu. Sisanya, cukup menggunakan dinding finishing cat saja,” ungkapnya.
Memasangnya? Mudah, kok!
Memasang batu alam tak jauh berbeda dengan memasang keramik. Sebelum dipasang, rendamlah batu alam di dalam air. Lalu, tempelkan plesteran semen ke dinding dan tempelkan batu alam ke plesteran tersebut. Plesteran yang digunakan harus menggunakan semen khusus atau semen instan agar batu alam lebih kuat menempel. Semakin jelek kualitas plesteran dipastikan batu alam akan mudah lepas dari dinding.
Jangan lupa untuk mengetuk-ngetuk batu dengan palu atau pegangan sekop agar menempel sempurna. Lakukan hingga semua bidang terpasang. Setelah pemasangan, sikat permukaan hingga bersih dari cipratan plesteran dan keringkan. Lalu, lapisi dengan cairan coating. Untuk tambah memperkuat keindahan batu alam, lindungi permukaannya dengan anti jamur dan lumut. Dengan pemasangan yang tepat, fasad dari batu alam makin tampil memikat, kan?



PINTUNTU GEBYOK PERCANTIK FASAD

Pintu Gebyok  yang Percantik Fasad
Gebyok adalah sekat  yang terbuat dari kayu solid. Ia dipasang menempel pada konstruksi tiang-tiang kayu. Asalnya, gebyok berfungsi sebagai pintu pemisah antara ruang tamu menuju ruang keluarga. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti limisan dan joglo, biasanya memakai pintu jenis ini.
Gebyok memiliki ciri yang sangat kuat pada ornament ukirnya yang cantik dan rumit. Namun seiring perkembangan zaman, gebyok kini juga dipakai pada rumah modern, menempel pada konstruksi dinding beton. Gebyok pun biasanya ditempatkan sebagai pintu utama.
Gaya tradisional dipadu modern, menghasilkan citra baru yang elektik. Inilah tiga rumah di perumahan Permata Puri Laguna, Cimanggis, Depok yang dipercantik dengan gebyok.
Rumah ini memiliki bentuk yang didominasi tegak lurus yang kaku. Rooster berornamen bunga di bagian atas teras, seta pintu gebyok dari kayu jati tua, memecah kekakuan bentuk itu.
Pintu gebyok berukuran 214cmx300cm. Aslinya, panjang gebyok mencapai sekitar 5m, yang dibeli langsung dari rumah penduduk asli di Salatiga, Jawa Tengah. Untuk kebutuhan rumah ini, maka ukuran panjang pintu dipangkas menjadi 214cm.
Gebyok ini memiliki ukiran luar dan dalam, sehingga keindahan ukirannya dapat dinikmati dari dua sisi. Dua kursi bulat yang dilekangpi meja bulat diletakkan di teras. Pelengkapnya, lampu gantung antik.



PINTU KREATIF
  Tangan Kreatif, Pintu Atraktif
Jangan sepelekan desain pintu! Dengan desain pintu yang tepat, tema rumah semakin kuat.
Pintu, identik dengan gambaran sebidang papan kayu berukuran 80cmx210cm. Namun, berbeda dengan desain pintu ruang makan di rumah Itut Huwae. Itut mengangkat tema perkampungan Indonesia. Dia mengadaptasi bentuk pintu warung di perkampungan untuk pintu ruang makannya.
Jejeran papan kayu persegi panjang berwarna jingga dan kuning menggantikan bentuk daun pintu konvensional. Papan ini dapat digeser dan dikeluarkan dari bingkainya. Siang hari, pintu ruang makan dibiarkan terbuka. Di sini, ruang makan memang tak hanya berfungsi sebagai tempat makan. Itut ingin membuat ruang makan sebagai tempat berbincang dan berkumpul bersama keluarga, sehingga akses dari ruangan lain dibiarkan terbuka.
Selain bentuk yang menguatkan tema desain, aksesorinya juga menarik. Intip saja lubang anginnya. Lubang angin pada pintu diisi dengan patung bebek berbagai ukuran. Uniknya pintu ini bisa menjadi inspirasi untuk rumah Anda. Eksplorasi bentuk dan tema didukung dengan tangan kreatif tentu menghasilkan desain yang atraktif.



No comments: